Sabtu, 16 Juni 2012


PENCEGAHAN SERANGAN PENYAKIT

Ada beberapa teknik pencegahan yang dapat dilakukan oleh petani ikan, yaitu secara mekanik, kimia maupun biologis. Tindakan pencegahan secara mekanik adalah usaha pencegahan serangan penyakit dengan bantuan berbagai peralatan mekanik. Tindakan pencegahan secara kimia adalah usaha pencegahan terhadap serangan penyakit dengan pemanfaatan berbagai senyawa kimia tertentu. Sedangkan tindakan pencegahan secara biologis adalah usaha pencegahan terhadap serangan penyakit ikan dengan menggunakan prinsip-prinsip biologis atau organisme lain. Agar memberikan hasil memuaskan pemilihan teknik pencegahan ini harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat.
3.1  Dekontaminasi Peralatan
Dalam melaksanakan aktivitas pemeliharaan ikan, petani sering menggunakan berbagai peralatan sebagai alat bantu. Peralatan ini sering dimanfaatkan oleh organisme lain sebagai media untuk menimbulkan penykit, baik di kolam pemeliharaan di tempat tersebut maupun kolam pemeliharaan di tempat lain. Selain itu, peralatan yang digunakan juga sering membawa kotoran atau senyawa racun yang dapat menyebabkan timbulnya pengaruh buruk terhadap ikan peliharaan. Untuk mencegah timbulnya serangan penyakit, semua peralatan yang akan atau telah dipergunakan untuk mengangkut atau menangkap ikan peliharaan sebaiknya segera dibersihkan agar kotoran dan organisme penyebab penyakit yang mungkin menempel pada alat tersebut dapat dihilangkan. Jika tidak segera dilakukan tindakan pembersihan, dikhawatirkan semua organisme, kotoran maupun senyawa racun yang menempel pada peralatan tersebut dapat menular ke ikan atau kolam lainnya.
Peralatan tersebut dapat dibersihkan dengan mencelupkan ke dalam larutan PK dosis rendah (3 – 20 ppm) selama 30 menit. Pembersihan peralatan juga dapat dilakukan dengan cara lain, yaitu dengan menggunakan senyawa chlorine yang banyak dijual di toko kimia. 
          
3.2  Dekontaminasi Kolam
Selain peralatan, kolam yang akan digunakan untuk pemeliharaan ikan sebaliknya dibersihkan dhulu agar organisme penyebab penyakit yang mungkin terdapat di dalam kolam tersebut dapat dimusnahkan dan kotoran maupun senyawa beracun dapat dihilangkan atau dinetralisasi.
Pembersihan kolam dapat dilakukan dengan cara pengeringan, penggunaan kapur atau menggunakan bahan kimia tertentu. Pengeringan dimaksudkan untuk membunuh atau memusnahkan siklus hidup organisme penyakit yang ada di kolam. Selain itu, pengeringan kolam juga dimaksudkan untuk menguapkan / menguraikan senyawa-senyawa beracun yang ada di dasar kolam hasil dekomposisi bahan organic oleh organisme pembusuk (decomposer). Lama proses pengeringan kolam dapat berlangsung sekitar 3-7 hari tergantung cuaca, biasanya ditandai dengan retak-retaknya tanah dasar kolam. Untuk memberikan hasil lebih baik, proses pengeringan kolam biasanya dikombinasikan dengan pengapuran.
Selain membunuh parasit yang ada, pengapuran kolam juga berujuan untuk mencegah menurunnya keasaman tanah. Dosis kapur yang digunakan tergantung dari kondisi lingkungan setempat, namun dosis yang umum adalah 200 gram per meter persegi dan dibiarkan selama seminggu.
Setelah proses pengeringan kolam selesai dilakukan, biasanya dilanjutkan dengan tindakan pengendalian organisme yang mungkin berada di kolam. Organisme penyebab penyakit dapat masuk ke kolam karena terbawa oleh air, tumbuhan air, atau binatang lain yang sengaja dimasukkan ke kolam sebagai pakan hidup atau untuk tujuan lainnya. Sebaliknya tumbuhan air atau binatang yang akan dimasukkan ke kolam didatangkan dari suatu tempat yang benar-benar tidak ada ikannya. Pada perairan tersebut, organisme penyebab penyakit ikan biasanya tidak dapat tumbuh sebab tidak menjumpai ikan sebagai inangnya. Cara lain adalah dengan sengaja membiarkan tumbuhan air atau binatang lainnya dalam wadah tertentu selama beberapa saat tanpa ditanami ikan. Dengan demikian, organisme penyebab penyakit akan mati karena tidak menjumpai ikan sebagai inangnya.
Pengendalian organisme ini biasanya dilakukan dengan menggunakan bantuan senyawa kimia tertentu. Beberapa senyawa kimia yang sudah umum digunakan oleh petani untuk mencegah timbulnya serangan penyakit di kolam antara lain adalah Kalium Permanganat atau dikenal dengan istilah PK. Senyawa kimia lainnya yang juga umum digunakan, terutamapada saat pemijahan ikan adalah metilin biru (Methylene Blue).
Penggunaan Kalium Permanganat dengan dosis 3-20 gram per meter kubik air sudah cukup efektif untuk mencegah serangan organisme penyebab penyakit. Pada saat digunakan, saluran pemasukan maupun pengeluaran air harus selalu ditutup, sehingga kolam menjadi tergenang. Dengan demikian, penggunaan PK untuk mencegah serangan penyakit kemungkinan besar akan memberikan hasil yang maksimal.
Penggunaan metilin biru dalam kolam pemijahan atau penetasan telur terutama dimaksudkan untuk mencegah seranganjmur terhadap induk, anak-anak atau telur ikan. Senyawa metilin biru sangat beracun, sehingga dosis yang digunakan sangat rendah, yaitu berkisar antara 0,0005 – 0,001 persen.
Selain disebabkan oleh kondisi dasar kolam yang buruk atau adanya organisme lain, serangan penyakit di kolam pemeliharaan ikan juga dapat disebabkan oleh air. Air yang digunakan untuk mengairi kolam sebaiknya diperoleh dari sumber yang bersih dan bebas pencemaran limbah. Namun jika sulit diperoleh, sebaiknya dilakukan penyaringan untuk mendapatkan air bersih.
Penyaringan air dapat dilakukan secara mekanik, kimiawi, maupun biologis. Secara mekanik penyaringan air dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan tertentu seperti bak filter. Secara kimiawi, penyaringan air dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa kimia tertentu untuk mengendapkan kotoran yang ada. Sedangkan secara biologis penyaringan air dapat dilakukan dengan menggunakan tumbuhan atau hewan lain untuk mengendapkan kotoran yang terkandung dalam air.
Sebaiknya air diusahakan berasal dari suatu tempat yang benar-benar tidak ada ikannya. Pada perairan tersebut, organisme penyebab penyakit ikan biasanya tidak dapat tumbuh sebab tidak menjumpai ikan sebagai inangnya.Cara lainnya adalah dengan membiarkan air dalm wadah tertentu Selama beberapa saat tanpa ditanami ikan. Dengan demikian organisme penyebab penyakit akan mati karena tidak menjumpai ikan sebagai inangnya. Sebelum digunakan untuk mengisi akuarium, petani ikan biasanya merampung dan membiarkan dahulu air PAM paling sedikit 24 jam, untuk mengendapkan senyawa kimia yang digunakan untuk menjernihkan air, sehingga senyawa tersebut tidk merusak kulit ikan.

3.3  Dekontaminasi Ikan
Selain dekontaminasi kolam dan peralatan, ikan juga perlu diberi  perlakuan agar tidak menjadi penyebab timbulnya wabah penyakit. Bagi pengusaha bemodal besar, dekontaminasi ikan biasanya dilakukan dengan teknik karantina. Caranya, yaitu dengan memelihara ikan-ikan tersebut dalam wadah khusus selama waktu tertentu. Dengan demikian dapat diketahui apakah ikan tersebut bersih atau mengandung jenis organisme tertentu yang mampu menyebabkan penyakit, sehingga dapat segera diambil langkah pengamanannya.
Pada prinsipnya ikan yang sehat sulit diserang oleh penyakit (terutama yang disebabkan oleh parasit) karena memiliki sistem pertahanan tubuh yang kuat. Sistem pertahanan ini berkaitan erat dengan sistem imun (kebal) dari tubuh ikan itu sendiri. Jika ikan diserang oleh organisme penyakit (misalnya virus, bakteri atau protozoa), sistem imun yang ada pada sistem pertahanan tubuh ikan akan beraksi dengan membentuk antibody (protein darah spesifik) yang akan menetralkan atau membunuh organisme penyebab penyakit tersebut. Selain menetralkan atau membunuh orgnisme penyebab penyakit, antibody juga akan melindungi tubuh ikan dari kemungkinan terjadinya infeksi sekunder.
Sistem imun pada tubuh ikan dapat berubah, tergantung dari efektivitas dari sel darah putih untuk memakan bakteri dan menurunnya produksi antibody (protein khas yang dijumpai dalam darah yang berperan membantu sel darah putih untuk menetralkan atau membunuh bakteri). Antibody dapat dibuat dengan cara menyuntikkan virus tertentu ke dalam tubuh ikan besar atau kelinci (percobaan). Setelah 3-4 minggu, serum darah dari ikan besar atau kelinci tersebut yang mengandung antibody sudah dapat disuntikkan ke tubuh ikan peliharaan untuk meningkatkan kekebalan (imun). Penyuntikan antibody ke dalam tubuh ikan untuk mendapatkan kekebalan (imun) terhadap infeksi penyakit disebut imunisasi.
Peningkatan kekebalan tubuh tubuh ikan juga dapat dilakukn dengan cara vaksinasi, yaitu dengan menyuntikkan vaksin tertentu ke tubuh ikan yang akan diberi ketahanan terhadap infeksi penyakit tertentu. Vaksin adalah suatu substansi yang digunakan untuk memvaksinasi ikan dan terbuat dari organisme penyakit yang telah dilemahkan dengan menggunakan senyawa kimia tertentu. Pemberian vaksin pada ikan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan teknik penyuntikan, mencelupkan ikan tersebut ke dalam vaksin, atau memberi pakan yang telah dicampur dengan vaksin.
Proses terbentuknya kekebalan (imun) melalui vaksinasi cukup kompleks. Pada prinsipnya, antigen (protein khas yang terdapat dalam vaksin) yang terdapat pada tubuh ikan selain akan merangsang pembentukan immunoglobin juga akan merangsang tubuh ikan untuk mengadakan reaksi yang spesifik sesuai dengan parasit yang menyerang.                   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar