PENCEGAHAN SERANGAN PENYAKIT
Ada
beberapa teknik pencegahan yang dapat dilakukan oleh petani ikan, yaitu secara
mekanik, kimia maupun biologis. Tindakan pencegahan secara mekanik adalah usaha
pencegahan serangan penyakit dengan bantuan berbagai peralatan mekanik.
Tindakan pencegahan secara kimia adalah usaha pencegahan terhadap serangan
penyakit dengan pemanfaatan berbagai senyawa kimia tertentu. Sedangkan tindakan
pencegahan secara biologis adalah usaha pencegahan terhadap serangan penyakit
ikan dengan menggunakan prinsip-prinsip biologis atau organisme lain. Agar
memberikan hasil memuaskan pemilihan teknik pencegahan ini harus disesuaikan
dengan kondisi lingkungan setempat.
3.1 Dekontaminasi Peralatan
Dalam melaksanakan aktivitas pemeliharaan ikan, petani
sering menggunakan berbagai peralatan sebagai alat bantu. Peralatan ini sering
dimanfaatkan oleh organisme lain sebagai media untuk menimbulkan penykit, baik
di kolam pemeliharaan di tempat tersebut maupun kolam pemeliharaan di tempat
lain. Selain itu, peralatan yang digunakan juga sering membawa kotoran atau
senyawa racun yang dapat menyebabkan timbulnya pengaruh buruk terhadap ikan
peliharaan. Untuk mencegah timbulnya serangan penyakit, semua peralatan yang
akan atau telah dipergunakan untuk mengangkut atau menangkap ikan peliharaan
sebaiknya segera dibersihkan agar kotoran dan organisme penyebab penyakit yang
mungkin menempel pada alat tersebut dapat dihilangkan. Jika tidak segera
dilakukan tindakan pembersihan, dikhawatirkan semua organisme, kotoran maupun
senyawa racun yang menempel pada peralatan tersebut dapat menular ke ikan atau
kolam lainnya.
Peralatan tersebut dapat dibersihkan dengan
mencelupkan ke dalam larutan PK dosis rendah (3 – 20 ppm) selama 30 menit.
Pembersihan peralatan juga dapat dilakukan dengan cara lain, yaitu dengan
menggunakan senyawa chlorine yang banyak dijual di toko kimia.
3.2 Dekontaminasi Kolam
Selain peralatan, kolam yang akan digunakan untuk
pemeliharaan ikan sebaliknya dibersihkan dhulu agar organisme penyebab penyakit
yang mungkin terdapat di dalam kolam tersebut dapat dimusnahkan dan kotoran
maupun senyawa beracun dapat dihilangkan atau dinetralisasi.
Pembersihan kolam dapat dilakukan dengan cara
pengeringan, penggunaan kapur atau menggunakan bahan kimia tertentu.
Pengeringan dimaksudkan untuk membunuh atau memusnahkan siklus hidup organisme
penyakit yang ada di kolam. Selain itu, pengeringan kolam juga dimaksudkan
untuk menguapkan / menguraikan senyawa-senyawa beracun yang ada di dasar kolam
hasil dekomposisi bahan organic oleh organisme pembusuk (decomposer). Lama
proses pengeringan kolam dapat berlangsung sekitar 3-7 hari tergantung cuaca,
biasanya ditandai dengan retak-retaknya tanah dasar kolam. Untuk memberikan
hasil lebih baik, proses pengeringan kolam biasanya dikombinasikan dengan
pengapuran.
Selain membunuh parasit yang ada, pengapuran kolam
juga berujuan untuk mencegah menurunnya keasaman tanah. Dosis kapur yang
digunakan tergantung dari kondisi lingkungan setempat, namun dosis yang umum
adalah 200 gram per meter persegi dan dibiarkan selama seminggu.
Setelah proses pengeringan kolam selesai dilakukan,
biasanya dilanjutkan dengan tindakan pengendalian organisme yang mungkin berada
di kolam. Organisme penyebab penyakit dapat masuk ke kolam karena terbawa oleh
air, tumbuhan air, atau binatang lain yang sengaja dimasukkan ke kolam sebagai
pakan hidup atau untuk tujuan lainnya. Sebaliknya tumbuhan air atau binatang
yang akan dimasukkan ke kolam didatangkan dari suatu tempat yang benar-benar
tidak ada ikannya. Pada perairan tersebut, organisme penyebab penyakit ikan
biasanya tidak dapat tumbuh sebab tidak menjumpai ikan sebagai inangnya. Cara
lain adalah dengan sengaja membiarkan tumbuhan air atau binatang lainnya dalam
wadah tertentu selama beberapa saat tanpa ditanami ikan. Dengan demikian,
organisme penyebab penyakit akan mati karena tidak menjumpai ikan sebagai
inangnya.
Pengendalian organisme ini biasanya dilakukan dengan
menggunakan bantuan senyawa kimia tertentu. Beberapa senyawa kimia yang sudah
umum digunakan oleh petani untuk mencegah timbulnya serangan penyakit di kolam
antara lain adalah Kalium Permanganat atau dikenal dengan istilah PK. Senyawa
kimia lainnya yang juga umum digunakan, terutamapada saat pemijahan ikan adalah
metilin biru (Methylene Blue).
Penggunaan Kalium Permanganat dengan dosis 3-20 gram
per meter kubik air sudah cukup efektif untuk mencegah serangan organisme
penyebab penyakit. Pada saat digunakan, saluran pemasukan maupun pengeluaran
air harus selalu ditutup, sehingga kolam menjadi tergenang. Dengan demikian,
penggunaan PK untuk mencegah serangan penyakit kemungkinan besar akan
memberikan hasil yang maksimal.
Penggunaan metilin biru dalam kolam pemijahan atau
penetasan telur terutama dimaksudkan untuk mencegah seranganjmur terhadap
induk, anak-anak atau telur ikan. Senyawa metilin biru sangat beracun, sehingga
dosis yang digunakan sangat rendah, yaitu berkisar antara 0,0005 – 0,001
persen.
Selain disebabkan oleh kondisi dasar kolam yang buruk
atau adanya organisme lain, serangan penyakit di kolam pemeliharaan ikan juga
dapat disebabkan oleh air. Air yang digunakan untuk mengairi kolam sebaiknya
diperoleh dari sumber yang bersih dan bebas pencemaran limbah. Namun jika sulit
diperoleh, sebaiknya dilakukan penyaringan untuk mendapatkan air bersih.
Penyaringan air dapat dilakukan secara mekanik,
kimiawi, maupun biologis. Secara mekanik penyaringan air dapat dilakukan dengan
menggunakan peralatan tertentu seperti bak filter. Secara kimiawi, penyaringan
air dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa kimia tertentu untuk
mengendapkan kotoran yang ada. Sedangkan secara biologis penyaringan air dapat
dilakukan dengan menggunakan tumbuhan atau hewan lain untuk mengendapkan
kotoran yang terkandung dalam air.
Sebaiknya air diusahakan berasal dari suatu tempat
yang benar-benar tidak ada ikannya. Pada perairan tersebut, organisme penyebab
penyakit ikan biasanya tidak dapat tumbuh sebab tidak menjumpai ikan sebagai
inangnya.Cara lainnya adalah dengan membiarkan air dalm wadah tertentu Selama
beberapa saat tanpa ditanami ikan. Dengan demikian organisme penyebab penyakit
akan mati karena tidak menjumpai ikan sebagai inangnya. Sebelum digunakan untuk
mengisi akuarium, petani ikan biasanya merampung dan membiarkan dahulu air PAM
paling sedikit 24 jam, untuk mengendapkan senyawa kimia yang digunakan untuk
menjernihkan air, sehingga senyawa tersebut tidk merusak kulit ikan.
3.3 Dekontaminasi Ikan
Selain dekontaminasi kolam dan peralatan, ikan juga
perlu diberi perlakuan agar tidak
menjadi penyebab timbulnya wabah penyakit. Bagi pengusaha bemodal besar,
dekontaminasi ikan biasanya dilakukan dengan teknik karantina. Caranya, yaitu
dengan memelihara ikan-ikan tersebut dalam wadah khusus selama waktu tertentu.
Dengan demikian dapat diketahui apakah ikan tersebut bersih atau mengandung
jenis organisme tertentu yang mampu menyebabkan penyakit, sehingga dapat segera
diambil langkah pengamanannya.
Pada prinsipnya ikan yang sehat sulit diserang oleh
penyakit (terutama yang disebabkan oleh parasit) karena memiliki sistem
pertahanan tubuh yang kuat. Sistem pertahanan ini berkaitan erat dengan sistem
imun (kebal) dari tubuh ikan itu sendiri. Jika ikan diserang oleh organisme
penyakit (misalnya virus, bakteri atau protozoa), sistem imun yang ada pada
sistem pertahanan tubuh ikan akan beraksi dengan membentuk antibody (protein
darah spesifik) yang akan menetralkan atau membunuh organisme penyebab penyakit
tersebut. Selain menetralkan atau membunuh orgnisme penyebab penyakit, antibody
juga akan melindungi tubuh ikan dari kemungkinan terjadinya infeksi sekunder.
Sistem imun pada tubuh ikan dapat berubah, tergantung
dari efektivitas dari sel darah putih untuk memakan bakteri dan menurunnya
produksi antibody (protein khas yang dijumpai dalam darah yang berperan
membantu sel darah putih untuk menetralkan atau membunuh bakteri). Antibody
dapat dibuat dengan cara menyuntikkan virus tertentu ke dalam tubuh ikan besar
atau kelinci (percobaan). Setelah 3-4 minggu, serum darah dari ikan besar atau
kelinci tersebut yang mengandung antibody sudah dapat disuntikkan ke tubuh ikan
peliharaan untuk meningkatkan kekebalan (imun). Penyuntikan antibody ke dalam
tubuh ikan untuk mendapatkan kekebalan (imun) terhadap infeksi penyakit disebut
imunisasi.
Peningkatan kekebalan tubuh tubuh ikan juga dapat
dilakukn dengan cara vaksinasi, yaitu dengan menyuntikkan vaksin tertentu ke
tubuh ikan yang akan diberi ketahanan terhadap infeksi penyakit tertentu.
Vaksin adalah suatu substansi yang digunakan untuk memvaksinasi ikan dan
terbuat dari organisme penyakit yang telah dilemahkan dengan menggunakan
senyawa kimia tertentu. Pemberian vaksin pada ikan dapat dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu dengan teknik penyuntikan, mencelupkan ikan tersebut ke
dalam vaksin, atau memberi pakan yang telah dicampur dengan vaksin.
Proses terbentuknya kekebalan (imun) melalui vaksinasi
cukup kompleks. Pada prinsipnya, antigen (protein khas yang terdapat dalam
vaksin) yang terdapat pada tubuh ikan selain akan merangsang pembentukan
immunoglobin juga akan merangsang tubuh ikan untuk mengadakan reaksi yang
spesifik sesuai dengan parasit yang menyerang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar