Sabtu, 16 Juni 2012

HAMA PENYAKIT IKAN (Pendahuluan)


1.1      Definisi Penyakit
Penyakit ikan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan pada ikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan terhadap ikan dapat disebabkan oleh organisme lain, pakan, maupun kondisi lingkungan yang kurang menunjang kehidupan ikan. Dengan demikian timbulnya serangan penyakit ikan di kolam merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara ikan, kondisi lingkungan dengan organisme penyakit. Interaksi yang tidak serasi ini telah menyebabkan stress pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang oleh penyakit.
Perkembangan dan keseriusan suatu penyakit dalam akuakultur meliputi suatu interaksi yang kompleks antara tingkat virulensi patogen, derajat imunitas inang, kondisi fisiologis dan genetic hewan, stress dan padat tebaran. Secara umum faktor-faktor yang terkait dengan timbulnya penyakit merupakan interaksi dari 3 faktor, yaitu inang, patogen, dan lingkungan atau stressor eksternal (yaitu perubahan di lingkungan yang tidak menguntungkan, tingkat higienik yang buruk dan stress) (Austin dan Austin, 1999),  
Sakit pada ikan yaitu suatu keadaan abnormal yang ditandai dengan penurunan kemampuan ikan secara gradual dalam mempertahankan fungsi-fungsi fisiologik normal. Pada keadaan tersebut ikan dalam kondisi tidak seimbang fisiologisnya serta tidak mampu beradaptasi atau menyesuaikan diri dengn kondisi lingkungan. Timbulnya sakit dapat akibat infeksi patogen yang dapat berupa bakteri, virus, fungi atau parasit. Sakit dapat pula akibat defisiensi atau malnutrisi, atau sebab-sebab lain. Ikan yang sakit akibat infeksi dikatakan sebagai ikan terkena penyakit infeksi, demikian pula jika ikan sakit akibat defisiensi nutrien dapat dikatakan sebagai ikan terkena penyakit defisiensi nutrien.

1.2     Pembagian Penyakit
Penyakit meliputi penyakit infeksi dan bukan infeksi. Penyakit infeksi merupakan masalah utama, meliputi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, fungi dan parasit. Menurut Kinne (1980), penyakit pada hewan perairan dapat disebabkan oleh cacat genetic, cidera fisik, ketidakseimbangan nutrien, patogen dan atau polusi.
Dinamika infeksi, berat-ringannya penyakit serta penularan penyakit dalam suatu populasi atau antara dua atau lebih populasi ikan, serupa dengan yang terjadi pada hewan terrestrial dan manusia. Akan tetapi karena lingkungan air, maka dinamika penularan penyakit menjadi berbeda, karena air akan memfasilitasi penyebaran agensia penyebab penyakit.
Penyakit infeksi menjadi ancaman utama keberhasilan akuakultur. Pemeliharaan ikan dalam jumlah besar dan padat tebaran tinggi pada area yang terbatas, menyebabkan kondisi lingkungan tersebut sangat mendukung berkembangnya dan penyebaran penyakit infeksi. Kondisi dengan padat tebaran tinggi akan menyebabkan ikan mudah stress sehingga menyebabkan ikan menjadi mudah terserang penyakit. Selain itu, kualitas air, volume air dan alirannya berpengaruh terhadap berkembangnya suatu penyakit. Populasi yang tinggi akan mempermudah penularan karena meningkatnya kemungkinan kontak antara ikan yang sakit dengan ikan yang sehat.
Pada umumnya penyakit infeksi bersifat musiman, terutama pada daerah tropis. Di daerah sub tropis seperti Amerika Serikat, wabah penyakit infeksi umumnya terjadi pada bulan Maret – Juni dan September – Oktober, ketika suhu air mencaai 20 – 28oC. Kisaran suhu tersebut merupakan suhu optimum bagi sebagian besar patogen ikan (Plumb, 2001).
Wabah penyakit infeksius bisa bersifat akut dengan tingkat mortalitas yang tinggi dalam jangka waktu singkat, sub akut maupun kronis dengan mortalitas berlangsung hingga beberapa minggu sejak munculnya wabah  
 Penularan patogen atau penyakit dari satu individu ke individu lainnya dapat melalui dua cara, yaitu penularan vertikal dan horizontal. Penularan vertikal yaitu patogen ditularkan dari salah satu atau kedua induknya ke anaknya melalui sel kelaminnya. Adapun penularan horizontal meliputi penularan patogen dari individu satu ke lainnya melalui kontak langsung air, udara, atau hewan perantara.
Densitas ikan di alam bebas lebih rendah dari densitas ikan pada kolam pemeliharaan dan konsentrasi patogen ikan yang terinfeksi dengan cepat akan mengalami penurunan (dilusi) akibat volume air yang relatif besar, dengan demikian frekuensi insiden infeksi ikan di alam bebas relatif lebih rendah dibandingkan dengan ikan budidaya.
Meskipun sejumah insiden wabah penyakit pada perairan umum telah menyebabkan penurunan sejumlah spesies ikan, tetapi ancaman utama penurunan  populasi atau musnahnya spesies ikan di alam bebas datang dari over fishing dan polusi perairan.
Karena kondisi lingkungan budidaya, populasi ikan budidaya menjadi lebih rentan terhadap patogen. Sejumlah penelitian melaporkan bahwa ikan budidaya terkena serangan wabah penyakit yang ditularkan oleh ikan liar yang sakit. Penularan ikan juga dapat terjadi sebaliknya, yaitu dari ikan budidaya yang sakit dan menulari ikan di alam bebas. Dalam hal yang terakhir disebutkan, penekanan utama adalah kemungkinan ikan liar terinfeksi oleh spesies patogen  baru yang berasal dari ikan-ikan budidaya. Spesies patogen baru tidak terhindarkan lagi mengingat bahwa perkembangan global memungkinkan pengenalan ikan-ikan asing masuk untuk keperluan budidaya baik untuk keperluan konsumsi maupun ikan hias atau hobi.
Kehadiran parasit atau bakteri patogen dalam air kolam budidaya mungkin bersifat laten, tetapi karena sesuatu hal dapat terjadi perubahan dari laten menjadi patogenik, antara lain karena adanya perubahan dalam :
1.      konsentrasi oksigen
2.      konsentrasi karbon dioksida
3.      amonia
4.      kandungan materi organik, dan
5.      populasi mikroba 












Tidak ada komentar:

Posting Komentar