PENCERNAAN MAKANAN PADA IKAN
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan melalui mekanisme fisik
dan kimiawi, sehingga makanan menjadi bahan yang mudah diserap dan diedarkan ke
seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. Pencernaan secara fisik atau
mekanik dimulai di bagian rongga mulut yaitu dengan berperannya gigi dalam
proses pemotongan dan penggerusan makanan. Pencernaan secara mekanik ini
dilanjutkan di segmen lambung dan usus, yaitu dengan adanya
gerakan-gerakan/kontraksi otot. Pencernaan secara mekanik pada segmen ini
terjadi secara efektif oleh karena adanya aktivitas cairan digestif.
Secara umum, proses pencernaan ikan sama dengan vertebrata yang lain,
namun ikan memiliki beberapa variasi, terutama dalam hubungannya dengan cara
memakan. Proses pencernaan dan absrobsi berlangsung di dalam saluran
pencernaan. Proses ini berfungsi menyediakan suplai kebutuhan tubuh akan air,
mineral, vitamin, dan zat gizi. Karena itu, pembicaraan sistem pencernaan dalam
bab ini dibagi dalam : (1) pergerakan makanan melalui saluran cerna, (2)
pencernaan makanan, dan (3) penyerapan zat makanan yang telah dicernakan. Namun
sebelum membicarakan proses pencernaan lebih lanjut, struktur dan fungsi alan
pencernaan penting diketahui terlebih dahulu.
9.1 Struktur dan Fungsi Saluran Pencernaan
Alat pencernaan ikan terdiri atas
saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Pada umumnya, saluran pencernaan
ikan berturut-turut dimulai dari segmen mulut, rongga mulut, faring, esophagus,
lambung, pylorus, usus, rectum, dan anus. Sedangkan sel atau kelenjar
pencernaan terdapat pada lambung, hati dan pancreas. Anatomi saluran pencernaan
beberapa jenis ikan diilustrasikan pada gambar 9.1 di bawah ini.
1. Mulut
Struktur anatomi mulut erat kaitannya dengan cara
mendapatkan makanan. Ada
mulut yang dapat disembulkan ke depan seperti pada ikan belanak, tambakan dan
lain-lain, dan ada pula yang tidak dapat disembulkan. Di sekitar bibir pada
ikan-ikan tertentu terdapat sungut, misalnya pada ikan lele, ikan mas dan
lain-lain, yang mencari makan di dasar
perairan. Sungut ini berperan sebagai alat peraba atau pendeteksi
makanan. Di samping itu, posisi mulut juga berkaitan dengan kebiasaan memakan
ikan, misalnya ikan mas memiliki mulut yang terletak di ujung hidung, sedangkan
ikan julung-julung terletak di atas hidung.
2. Rongga Mulut
Rongga mulut diselaputi sel-sel penghasil lendir yang
berperan mempermudah jalannya makanan ke segmen berikutnya, juga terdapat organ
pengecap yang berfungsi menyeleksi makanan. Pada ikan yang memiliki gigi dalam
rogga mulut, gigi tersebut berperan dalam mengambil, mencengkeram, merobek,
memotong atau menghancurkan makanan atau merupakan alat pencernaan makanan
secara mekanik.
Pada sebagian ikan ada yang memiliki semacam lidah
yaitu suatu penebalan dari bagian depan tulang archyoiden yang terdapat di
dasar mulut. Lidah ini diselaputi oleh sel epithelium yang kaya akan sel mukus
dan organ pengecap. Pada beberapa jenis ikan, kadangkala lidahnya ditutupi oleh
gigi. Pada langit-langit bagian belakang terdapat organ palatin, yang merupakan
penebalan dri lapisan mucosa. Organ ini terdiri lapisan otot dan serat kalogen,
berfungsi dalam proses penelanan makanan dan membantu membuang kelebihan air
pada makanan yang dimakan, juga sangat penting dalam proses pemompaan air dari
organ mulut ke bagian rongga insang.
3. Faring
Pada ikan filter
feeding, proses penyaringan makanan terjadi pada segmen ini karena tapis
insang mengarah ke segmen faring. Lapisan permukaan faring hampir sama dengan
rongga mulut, kadang kala masih ditemukan organ pengecap. Jika material yang
masuk bukan makanan, maka akan dibuang melaui celah insang.
4. Esofagus
Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk
seperti pipa, mengandung lendir untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan
laut esofagus berperan dalam penyerapan garam melalui difusi pasif menyebabkan
konsentrasi garam air laut yang diminum menurun sehingga memudahkan penyerapan
air oleh usus belakang dan rektum.
5. Lambung
Lambung berfungsi sebagai penampung makanan. Pada ikan
yang tidak berlambung, fungsi penampung makanan digantikan oleh usus depan yang
dimodifikasi menjadi kantung yang membesar (lambung palsu). Pada ikan tidak
bergigi/sedikit bergigi, misalnya pada ikan-ikan herbivore biasa terdapat
gizzard (laambung khusus) yang berfungsi untuk menggerus makanan.
Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mukus yang
mengandung mukopolisakarida yang agak asam berfungsi sebagai pelindung dinding
lambung dari kerja asam klorida. Di bagian luar sel spitelium terdapat lapisan
lendir sebagai hasil sekresi sel mukus tersebut. Sel-sel penghasil cairan
gestrik terletak di bagian bawah dari lapisan epithelium mensekresikan pepsin
dan asam klorida (HCl).
Berdasarkan struktur serta bahan yang disekresikan oleh
lambung, maka jelaslah bahwa lambung selain berfungsi menampung makanan juga
untuk mencerna makanan, khususnya pencernaan secara kimiawi. Berbeda dengan
mamalia, pada ikan pencernaan secara kimiawi dimulai di bagian lambung, bukan
di bagian rongga mulut, karena ikan tidak memiliki kelenjar air liur.
6. Pilorus
Pilorus merupakan segmen yang terletak antara lambung
dan usus depan. Segmen ini sangat mencolok karena ukurannya yang
mengecil/menyempit. Pada beberapa ikan terdapat usus-usus kecil dan pendek yang
disebut pyloric caeca. Dengan
menyempitnya saluran pencernaan pada segmen ini berarti bahwa segmen pilorus
berfungsi sebagai pengatur pengeluaran makanan (chime) dari lambung ke segmen usus.
7. Usus
Usus merupakan segmen yang terpanjang dari saluran
pencernaan. Pada bagian depan usus terdapat dua saluran yang masuk ke dalamnya,
yaitu saluran yang berasal dari kantung empedu (ductus choledochus) dan yang berasal dari pankreas. Pada ikan-ikan
yang pankreasnya menyebar pada organ hati (hepatopankreas)
hanya terdapat satu saluran yaitu ductus
choledochus.
Lapisan mukosa usus tersusun oleh selapis sel
epitelium dengan bentuk prismatic. Pada lapisan ini terdapat tonjolan-tonjolan
(villi) membentuk seperti sarang
tawon pada usus bagian depan dan lebih beraturan pada usus bagian belakang,
terutama pada ikan lele. Bentuk sel yang umum ditemukan pada epitelium usus
adalah enterosit dan mukosit. Enterosit merupakan sel yang paling dominant dan
diantara enterosit terdapat mukosit. Jumlah mukosit semakin meningkat kea rah
bagian belakang usus.
Enterosit merupakan sel yang permukaan atasnya
(mengarah ke rongga usus) memiliki mikrovili yang berperan dalam penyerapan
makanan. Secara histologis, enterossit pada ikan yang telah menyerap zat
makanan akan berwarna keputih-putihan dan berbeda sekali dengan sel yang tidak
menyerap zat makanan.
Mukosit sel penghasil lendir merupakan sel yang
berbentuk seperti piala (sel goblet).
Pada permukaan mukosit terdapat mikrovili, yang bagian bawahnyaa mengandung
butiran-butiran yang disebut mucigen sebagai hasil sintesis sel. Mucigen ini
akan berubah menjadi lendir bilamana telah dilepaskan oleh sel dan bereaksi
dengan air. Pada segmen usus, lendir yang dihasilkan berfungsi sebagai pelumas
dan pelindung dinding usus. Sehunungan dengan fungsinya sebagai pelumas, maka
dibagian usus belakang jumlah mukosit ini relatif lebih banyak.
Adanya saluran empedu dan saluran pankreas yang
bermuara ke bagian usus depan menunjukkan bahwa di segmen usus depan masih
terjadi proses pencernaan makanan. Sedangkan keadaan usus yang panjang,
villi-villi yang ukuranya cukup tinggi serta adanya mikrovilli pada sel-sel
kolumnar/enterosit menunjukkan adanya pelipatgandaan luas permukaan usus.
Ditunjang oleh kenyataan bahwa sel yang dominant di segmen usus adalah enterosit
yang berfungsi untuk menyerap zat makanan, maka jelaslah bahwa usus merupakan
tempat terjadinya proses penyerapan zat makanan.
8. Rectum
Rectum merupakan segmen saluran pencernaan yang
terujung. Segmen rectum berfungsi dalam penyerapan air dan ion. Adanya
penyerapan air ini dapat dilihat dari kondisi feces yang umumnya berbentuk
kompak, berbeda dengan keadaannya ketika masih terdapat dalam usus bagian
belakang. Pada larva ikan, selain fungsi tersebut, rectum juga berfungsi untuk
penyerapan protein.
9. Kloaka
Kloaka adalah ruang bermuaranya saluran pencernaan dan
saluran urogenital. Ikan bertulang sejati tidak memiliki kloaka sedangkan ikan
bertulang rawan (chondrichthyes)
memiliki organ tersebut. Pada kloaka, saluran pencernaan masuk dari bagian
bawah sedangkan saluran urogenital masuk melalui bagian atas. Klep kloaka
terdapat pada lubang pengeluaran.
10. Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada
ikan bertulang sejati anus terletak di sebelah depan saluran genital.
9.1 Saluran Pencernaan
Fungsi saluran pencernaan adalah melakukan makanan dari mulut,
oesophagus, lambung (gastrium), usus
kecil, usus besar hingga keluar melalui anus. Selama makanan berada di dalam
saluran pencernaan, maka enzim akan disekresi oleh kelenjar-kelenjar gastrointestinal
yang berbuat sesuatu terhadap makanan, misalnya memecah makanan menjadi zat
kimia yang lebih sederhana yang dapat diabsorbsi melalui dinding usus.
Secara ringkas fungsi saluran pencernaan adalah :
1.
Mendorong/mengaduk isi dari gastrointestine (gastro = perut; intestine = usus);
2.
Mensekresi cairan-cairan pencernaan;
3.
Mencerna makanan, dan
4.
Mengabsorbsi makanan.
Perhatikan potongan melintang dari duodenum berikut ini. Untuk dapat
mempelajari lebih lanjut mengenai proses yang terjadi dalam saluran pencernaan
tersebut.
Kelenjar-kelenjar mucosa yang melekuk ke dalam, mengeluarkan
kelenjar-kelenjar pencernaan, sedang yang menjulur ke luar disebut villi yang
berfungsi untuk penyerapan.
Plexus myentricus = plexus saraf intramural, plexus ini ada pada
oesophagus hingga anus, berfungsi untuk mengontrol kontraksi usus dan sekresi
kelenjar-kelenjar pencernaan.
Serabut saraf parasympatis yang sebagian besar melalui vagus berakhir
pada plexus, bila dirangsang akan dapat meningkatkan aktivitas daripada plexus.
Serabut-serabut saraf sympatis juga berakhir pada plexus, tetapi jika
dirangsang justru akan menurunkan aktivitas-aktivitas dari plexus-plexus tadi.
Ada dua
macam gerakan-gerakan dari gastrointestinal, yaitu :
1.
Mendorong (peristalsis), yang
disebabkan oleh gerakan-gerakan ke belakang yang lamban dari kontraksi otot
sirkular.
Impuls dating dari plexus myentricus. Perangsangan ini dapat menyebabkan
gerakan menuju dua arah (depan dan belakang). Kecepatannya beberapa cm/detik.
Stimulus tersebut datang oleh karena terjadinya peregangan. Dalam hal ini
berlaku suatu hukum yang disebut “Hukum Usus”, yaitu meskipun gerakan
peristalsis dapat bergerak ke dua arah, tetapi hampir semuanya selalu bergerak
ke arah anus. Hal ini terjadi karena plexus myentricus berpolarisasi ke arah
anus ini. Misalnya, bila suatu tempat pada duodenum diregang, maka bagian depan
akan berkontraksi dan bagian belakang akan relax, oleh karena itu makanan akan
bergerak ke arah belakang.
2.
Mengaduk, terdiri dari dua gerakan, yaitu :
a.
Peristaltik yang lemah, yang tidak sampai mendorong
makanan, tetapi mengaduknya, terutama makanan yang dekat ke dinding usus,
b.
Gerakan segmental, pada beberapa tempat pada usus
terjadi kontraksi pada saat yang sama, kemudian keadaan ini menghilang, dan
timbul lagi di tempat lain, maksudnya supaya permukaan lebih luas, sehingga
bagian yang diserap lebih banyak atau penyerapan dapat lebih efisien.
Sedangkan gerakan menelan dimulai dengan suatu bonus makanan yang
didorong ke belakang lidah dan kemudian masuk ke pharynx, selanjutnya bonus ini
akan merangsang daerah reseptor menelan, yang berada di sekitar pintu pharynx.
Jika sederetan kontraksi telah mulai, maka impuls terus menerus akan datang
dari otak. Tahapan dari proses tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Langit-langit yang lembut didorong ke atas untuk menutup bagian belakang hidung
dan mulut;
2.
Otot-otot suara dan larynx tertutup rapat dan
epiglottis menutup trachea;
3.
Larinx bergerak ke atas, spincter dari oesophagus yang
biasanya berkontraksi, kini relaks, kedua gerakan ini akan membukakan
oesophagus,
4.
Kontraksi otot-otot di daerah pharynx menggerakkan
bonus dari pharynx menuju oesphagus.
Pengaturan saraf dari proses menelan ini adalah sebagai berikut : saraf
receptor adalah saraf-saraf trigeminal yang menyampaikan informasi ke bagian
reticuler dari medulla oblongata. Sekali pusat ini terangsang, rentetan
gerakan-gerakan otot menelan tadi terjadi otomatis dan tidak dapat dihentikan
lagi. Dari medulla oblongata impuls-impuls dilewatkan melalui saraf
glossopharyngeal dan saraf vagus ke daerah pharynx, juga ke bagian atas dari
oesophagus.
Lambung
Fungsi lambung ialah :
- Menyimpan makanan dalam jumlah yang besar setelah hewan selesai makan.
- Mengaduk makanan dengan sekresi (getah lambung)
- Pengosongan lambung dan memasukkan isinya ke dalam usus.
Pengadukan dalam lambung
Kelenjar lambung hampir meliputi
seluruh corpus dan dalam lambung ini terjadi gelombang-gelombang pengadukan,
hal tersebut terjadi pada dinding lambung setiap 20 detik. Gelombang ini
dimulai pada sembarang tempat di corpus dan menyebar ke arah antrum.
Gelombang-gelombang ini lebih kuat
apabila afa makanan dan kurang kuat bila makanan kurang. Gelombang pengadukan
untuk mengaduk lapisan makanan dan cairan lambung pelan-pelan bergerak ke arah
belakang. Pada saat makanan masuk ke bagian antrum, gelombang-gelombang
tersebut semakin kuat, sehingga pencampuran makanan semakin baik, artinya
makanan makin caair dan warnanya menyerupai susu. Cairan seperti ini disebut :
chyme.
Pendorongan Cyme
Gelombang-gelombang pengadukan tidak begitu kuat untuk mendorong chime
melalui pylorus ke duodenum, tetapi sesekali ada peristaltic yang kuat. Keadaan
ini terjadi di muka corpus dan antrum dan tekanan ini cukup kuat untuk
meneruskan makanan dan mendorong chyme menuju duodenum.
Pengaturan daripada pengosongan lambung
Pengosongan lambung diatur oleh integritas gelombang peristaltic yang
kuat, pylorus sendiri selalu dalam keadaan kontraksi, jadi diperlukan tekanan
untuk membukanya. Ada
beberapa hal yang sangat menentukan dapat tidaknya gelombang peristaltic ini
mendorong makanan, yaitu :
1.
Derajat kecairan pada chyme, makin baik makanan
bercampur dengan getah lambung, maka cairannya (chyme) makin baik, sehingga
makin mudah melewati pylorus. Oleh karena itu, makanan yang belum tercampur
dengan baik belum bisa keluar dari pylorus.
2.
Jumlah chyme yang sudah ada dalam usus kecil. Bila
chyme tidak terdapat dalam jumlah banyak dalam usus kecil (usus halus),
khususnya di duodenum, maka refleks enterogastrin menyebar melalui plexus
myentricus dari duodenum ke belakang dan menghambat peristaltis.
3.
Adanya asam dan iritan (zat-zat kimia yang sudah
rusak). Pada lambung, sebenarnya lingkungannya sangat asam, karena sekresi oleh
lambung sendiri. Tetapi di duodenum keadaan seperti ini dinetralisir oleh
sekresi pancreas. Sebelum dicerna ada refleks enterogastric demikian juga jika
ada iritan akan ada refleks enterogastric.
4.
Adanya lemak dalam usus kecil. Bila ada lemak dalam
usus kecil yang berasal dari lambung atau hormon enterogestron yang dikeluarkan
dari mucosa duodenum dan jejunum yang segera diabsorbsi dan dibawa ke lambung.
Di lambung zat ini akan menghambat gerakan peristaltic daripada lambung.
Kemudian zat ini juga akan mengurangi pengosongan lambung. Mekanisme ini
memberi peluang agar pencernaan lemak pada usus terjadi dengan baik. Protein
serta karbohidrat, efek menghambatnya lebih mudah daripada lemak.
Kontraksi Lapar
Terjadi bila lambung dikosongkan selama 8-20 jam. Secara normal kontraksi
disini sangat kuat, kadang-kadang terjadi kontraksi tetanus atau kejang selama
dua hingga sepuluh menit. Kontraksi ini menyebabkan sensasi yang kuat dalam
lambung yang disebut : rasa lapar. Hal inilah
yang menyebabkan hewan timbul keinginannya untuk cepat-cepat makan.
Gerakan-gerakan Usus Halus
Di dalam usus halus terjadi gerakan atau segmentasi, hal ini terjadi oleh
karena adanya chyme dalam usus tersebut. Bila usus teregang, maka akan banyak
terjadi kontraksi yang teratur. Akibat kontraksi ini, makanan akan
terpotong-potong menjadi bagian-bagian kecil, setelah itu kontraksi relax
terjadi. Setelah keadaan relax timbul, maka di tempat lain akan terjadi lagi
kontraksi, hal ini terjadi berulang kali, dan selama kontraksi dan relax ini
terjadi, maka chyme akan terus-menerus diaduk. Setiap regangan oleh chyme dapat
menyebabkan gerakan peristaltic. Dan bila saraf parasympatis terangsang, maka
gelombang peristaltic ini akan terhambat aktivitasnya. Segmentasi dan
peristaltic dikontrol oleh plexus myentricus
Pengosongan Usus Halus
Proses pengosongan di usus halus hampir sama dengan apa yang terjadi di
lambung. Jika tekanan dalam usus halus meningkat, maka makanan akan terdorong
masuk ke usus besar (colon), tetapi bila colon telah penuh, reflex myenteric
akan menghambat peristaltik dari ileum.
Fungsi colon ada dua, yaitu :
1.
Mengabsorbsi air dan elektrolit dari chyme
2.
Menyimpan feces (kotoran)
Gerakan-gerakan colon sangat lambat, kecuali jika bagian belakang terlalu
kosong. Gerakan pendorongan terjadi di colon. Gerakan peristaltik pada colon
hampir tidakk ada, tetapi bila terlalu penuh maka akan terjadi beberapa
peristiwa yang kuat yang disebut : gerakan massa timbul satu-satu. Gerakan ini mendorong
feces cukup jauh kadang-kadang dari ujung colon yang satu ke ujung ccolon lain.
Defekasi
Apabila gerakan massa
berhasil mendorong feces ke caecum, terjadi proses defekasi yang menyebabkan
pengosongan rectum. Oleh karena terjadinya regangan pada rectum, dengan
sendirinya akan terjadi rangsangan yang impulsnya akan dikirimkan ke bagian
bawah dari sum sum tulang punggung. Kemudian dari sum sum tulang punggung
dikirim melalui saraf parasympatis ke colon decender (bagian bawah). Bagian
bawah dari rectum dan spincter rectum interna akan berelaxasi, sedang diding
daripada usus besar akan berkontraksi. Oleh karenanya feces dapat dikeluarkan.
Bila suasana tidak mengizinkan, maka reflex biasanya menghilang beberapa menit
tetapi akan kembali lagi selang bebrapa jam. Jika dinding rectum ditekan, maka
reflex defekasi akan dapat dimulai *terjadi), tetapi reflex ini tidak sekuat
tekanan feces ke dalam ccolon (yang wajar).
Antiperistaltik
Apabila iritan masuk ke dalam gastrointestine, maka efek yang segera
datang adalah sekresi lendir (mucus) lokal yang bertambah, yang berfungsi untuk
melindungi usus bagian dalam. Kemudian segera terjadi kontraksi local yang
kuat. Oleh hal-hal yang belum dapat dimengerti hingga sekarang, kontraksi lokal
ini menyebabkan terjadinya gerak antiperistaltik, yaitu peristaltik yang
mengarah kembali ke mulut. Makanan tidak dapat kembali dari colon ke usus kecil
karena ada katup ileocecal, tetapi dari usus kecil dapat kembali ke lambung.
Zat iritan tadi segera dikeluarkan dengan proses muntah, prosesnya sebagai
berikut : pada saat zat iritan tiba di lambung, mula-mula terjadi rasa mual
oleh karena ada sensory dari visceral (usus dan lain-lain) ke otak, dan bila
impuls ini cukup kuat, maka akan menimbulkan reflex otomatis yang diatur oleh
medulla oblongata, yang disebut refleks muntah. Reflek ini menyebabkan
penutupan jalan udara ke dalam trachea, oleh sebab itu terjadi relaxasi di
cardia dan kontraksi di diafragma dan otot-otot perut. Gerakan menekan dari
diafragma dan otot-otot perut akan mendorong makanan keluar melalui oesophagus
dan mulut.
Reflex duodenal
Reflex ini disebabkan oleh pengiriman yang bertambah dari lambung dan
duodenum dan hal ini akan menyebakan terjadinya pengiriman impuls sepanjang
plexus myentricus ke colon. Kemudian memulai gerakan-gerakan massa dan reflex defekasi.
Reflex Peritonial
Peritonial berarti bagian atau lapisan bagian dalam dari perut. Apabila
hewan terkena infeksi atau pemotongan pada kontraksi atau berupa pukulan yang
hebat di bagian perut, maka pada bagian peritoneal akan terjadi reflex
peritoneal, yang merangsang secara kuat saraf simpatis dab saraf ini menghambat
aktivitas alat gastrointestine dan menghemtikan semua gerakan-gerakan dari
chyme sepanjang usus.
Reflex Mucosa
Iritan di dalam usus (peregangan) merangsang plexus intramural (plexus
myentricus) dan reflex terjadi secara local dan gerakan-gerakan otot terjadi
juga secara lokal. Sekresi yang bertambah akibat meningkatnya jumlah iritan
akan menyebabkan diarchea
.
9.1 Struktur dan Fungsi Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pencernaan pada ikan terdiri atas : lambung,
hati dan pancreas. Organ tersebut mensekresi bahan yang kemudian digunakan
dalam proses pencernaan makanan. Bahan hasil sekresi dalam lambung digunakan
untuk proses pencernaan di lambung, sedangkan hati dan pancreas mencurahkan
hasil sekresinya ke usus depan melalui saluran ductud choledochus dan saluran
pankreatik.
1. Lambung
Selain sel-sel yang mensekresi mucus, mukosa lambung
mempunyai kelenjar gastric. Sel-sel penghasil cairan gastric terletak di bagian
bawah lapisan epithelium, berfungsi mensekresikan pepsin dan asam klorida
(HCl). HCi berperan untuk melepuhkan makanan, mengaktifkan pepsinogen menjadi
pepsin, menurunkan pH isi lambung sehingga aktivitas enzim proteolitik terutama
pepsin meningkat, mengubah osmolaritas gastric sehingga chyme yang bersifat
hipoosmotik atau hiperosmotik menjadi isoosmotik, mencegah pertumbuhan bakteri,
menstimuli dihasilkannya sekretin dan pankreozim pada usus sehingga dapat
memacu sekresi bikarbonat dan enzim oleh pancreas.
Mekanisme sekresi HCl oleh kelenjar gastric dapat
dijelaskan sebagai berikut: Karbondioksida baik yang berasal dari hasil
katabolisme di dalam sel maupun yang berasal dari plasma darah akan bereaksi
dengan air membentuk asam bikarbonat (H2CO3). Sebagai
katalisator dalam reaksi tersebut adalah enzim karbonikanhidrase. Di dalam sel,
H2CO3 mengalami penguraian menjadi ion H+ dan
HCO3-. Ion H+ bergerak ke luar sel dengan arah
rongga lambung, sedangkan ion HCO3- bergerak ke luar sel
dengan arah kapiler darah (plasma). Di dalam plasma ion HCO3-
akan bereaksi dengan Na, membentuk NaCHO3-. Ion Cl-
bergerak dari plasma ke rongga lambung melalui sel permukaan. Di dalam rongga
lambung ion H+ akan bereaksi dengan Cl- membentuk HCl.
Pengeluaran/sekresi cairan gastric dipengaruhi oleh
pengembangan dinding lambung, ukuran partikel makanan dan suhu tubuh. Puncak
laju sekresi asam didapatkan pada suhu 250C sedangkan pada suhu 10oC
kira-kira hanya 3%.
Pada labung terdapat sel enteroendokrin yang
menghasilkan hormon-hormon gastrointestinal antara lain gastrin berperan dalam
menstimulasi sekresi asam klorida mucus, enzim pepsin dan pergerakan lambung.
Sekretin menstimulasi sekresi cairan empedu pada hati, dan sekresi air dan
bikarbonat pada pancreas. Kholesistokinin memacu sekresi cairan bila dari
kantung empedu. Hormon-hormon yang disekresikan tersebut akan masuk ke dalam
kapiler darah, dan kemudian melalui system sirkulasi, hormon tersebut akan
dibawa untuk mencapai organ target.
2. Hati
Hati merupakan organ penting yang mensekresikan bahan
untuk proses pencernaan. Organ ini umumnya merupakan suatu kelenjar yang
kompak, berwarna merah kecoklatan tersusun oleh sel-sel hati (hepatosit). Di
sekitar hati terdapat organ berbentuk kantung kecil bulat, oval atau memanjang
dan berwarna hijau kebiruan. Organ ini disebut kantung empedu yang berfungsi
menampung cairan empedu, yakni cairan bile yang telah mengalami pemekatan.
Hepatosit dapat membentuk asam empedu (asam yang
berasal dari kolesterol), yakni asam kholik, asam khenodesoksikholik dan asam
desoksikholik. Asam-asam tersebut dapat bergabung dengan taurin atau glisin
membentuk taurokholik atau glikholik yang bila bergabung dengan ion Na+,
K+, daan Mg++ akan membentuk garam empedu. garam empedu
berperan melarutkan lemak dalam air, yakni dengan cara membuat stabil emulsi
lemak yang berasal dari makanan dan bila garam empedu bergabung dengan kolesterol,
gliserit, dan asam lemak, maka akan terbentuk micel yang dapat diserap oleh
dinding usus. Karena itum kekurangan cairan empedu dapat menurunkan kecernaan
lemak dan kekurangan vitamin-vitamin yang hanya larut dalam lemak, seperti
vitamin A, D, E, dan K.
3. Penkreas
Pankreas memiliki dua tipe sel, yaitu sel eksokrin dan
sel endokrin, berbentuk kompak atau menyebar diantara sel hati. Sel endokrin
mensintesa hormon, sedangkan sel eksokrin mensintesis enzim. Hasil utama
pankreas eksokrin adalam enzim pencernaan yakni : enzim protease, amylase,
khitinase dan lipase. Letak pankreas berdekatan dengan usus depan sebab saluran
pankreatik bermuara ke usus depan. Pada kondisi tidak ada cairan pankreas, maka
hanya 50% dari protein yang dikonsumsi dapat diserap, sedangkan lemak hanya
10%, selebihnya akan terbuang bersama feces.
9.2 Pergerakan Makanan Melalui Saluran Cerna
Makanan yang dimakan oleh ikan akan masuk ke dalam
lambung. Sambil dicerna, makanan tersebut secara perlahan-lahan akan bergerak
ke segmen bagian belakang. Pada segmen usus, penyerapan zat-zat makanan hasil
pencernaan mulai terjadi, dan sisa makanan yang tidak dapat dicerna akan
dikeluarkan melalui anus.
Pergerakan makanan pada saluran pencernaan terjadi
karena adanya kontraksi saluran cerna berupa gerakan mencampur yang membuat isi
usus terus menerus tercampur setiap saat, dan gerakan mendorong, yang
menyebabkan makanan bergerak sepanjang saluran cerna dengan kecepatan yang
sesuai untuk pencernaan dan penyerapan.
Dasar gerak mendorong saluran cerna adalah
peristaltik. Peristaltik merupakan sifat yang terdapat pada otot polos, dan
perangsangan pada sembarang tempat menyebabkan cincin kontraksi. Peregangan
akibat sejumlah makanan mengumpul pada bagian usus akan merangsang dinding usus
berkontraksi. Meskipun secara teoretis peristaltik dapat terjadi pada
masing-masing arah dari tempat perangsangan, tetapi dalam keadaan normal,
peristaltik yang menuju ke mulut cepat hilang, sedangkan yang menuju ke anus
terus berlangsung sampai jarak yang cukup jauh.
Selain gerakan peristaltik, pergerakan makanan juga
disebabkan oleh kontraksi pencampur atau segmentasi. Kontraksi segmentasi
merupakan gerakan ritmik yang terjadi di usus. Gerakan ini menghasilkan ritme
gerakan mondar-mandir pada lekukan saluran pencernaan dan menekan makanan dari
satu ujung lekukan ke ujung lekukan yang lain, sehingga menghasilkan suatu
pencampuran makanan secara cepat.
Telaah tentang pergerakan makanan pada saluran cerna
dapat didekati melalui pengukuran laju pencernaan. Caranya, dengan mengukur
selang waktu antara saat mengkonsumi pakan dan pengeluaran feces atau mengukur
laju pengosongan isi lambung. Waktu yang dibutuhkan untuk mengosongkan isi
lambung berhubungan erat dengan jumlah pakan yang dikonsumsi, tipe/struktur
pakan dan suhu lingkungan. Pengetahuan ini berguna dalam penentuan frekuensi
pemberian pakan ikan budidaya.
9.3 Pencernaan Makanan
a. Enzim pencernaan
Enzim adalah suatu katalisator biologis dalam
reaksi-reaksi kimia yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Bahan dasar enzim adalah
protein, yang disentesis di dalam sel dan dapat dikeluarkan dari sel yang
membentuknya melalui proses eksositosis. Enzim yang disekresikan keluar sel
digunakan untuk pencernaan di luar sel (di dalam rongga saluran pencernaan) (Extracellular digestion) sedangkan enzim
yang dipertahankan di dalam sel digunakan untuk pencernaan di dalam sel itu
sendiri (Intracellular digestion).
Aktivitas enzim tergantung pada konsentrasi enzim dan
substrat, suhu, pH dan inhibitor. Peningkatan konsentrasi enzim menyebabkan
peningkatan secara proporsional jumah substrat yang ditransformasikan. Pada
suhu antara 0 – 40oC, kecepatan reaksi meningkat seiring dengan
meningkatnya suhu. Peningkatan kecepatan reaksi ini disebabkan energi panas
tersedia lebih banyak. Namun pada suhu yang lebih tinggi (> 45oC),
peningkatan suhu akan menurunkan kecepatan reaksi, karena di atas suhu tersebut
enzim mengalami denaturasi, sehingga tidak dapat menghasilkan produk.
Perubahan pH berpengaruh baik terhadap enzim maupun
terhadap substrat. Perubahan pH menyebabkan perubahan derajat ionisasi, yang
meungkinkan mendorong atau mencegah pembentukan kompleks enzim substrat. Di
luar pH optimum (lebih kecil atau lebih besar dari pH optimum), kecepatan
reaksi berkurang dengan cepat. pH optimum setiap jenis enzim berbeda, misalnya
pepsin, pH optimumnya berkisar antara 1.5 – 2. namun kebanyakan enzim memiliki
pH optimum yang mendekati netral (6 – 8).
Untuk mengatur fungsi enzim, sel atau kelenjar juga
menghasilkan inhibitor. Inhibitor adalah snyawa yang menyebabkan aktivitas
enzim terhambat. Misalnya sulfanilamide. Apabila enzim membentuk kompleks
dengan inhibitor, maka jenis enzim tersebut tidak dapat berfungsi sebagai
katalisator.
1.
Protease
Enzim protease dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu
endopeptidase dan eksopeptidase. Endopeptidase berperan sebagai katalisator
dalam menghidrolisis rantai peptid bagian tengah dan rantai peptid yang sangat
spesifik, sedangkan eksopeptidase berperan dalam melepaskan ujung asam amino,
misalnya aminopeptidase, tripeptidase, atau dipeptidase.
Enzim endopeptidase yang berperan penting dalam
pencernaan protein adalah pepsin dan tripsin. Pepsin disekresikan oleh mukosa
lambung dan memiliki aktivitas proteolitik optimal pada pH 2. selain
dipengaruhi pH, pencernaan di lambung juga disokong oleh konsentrasi pepsin
yang tinggi, suhu yang tinggi dan gerakan lambung yang intensif. Untuk dapat
diserap, hasil hidrolisis enzim pepsin harus dihidrolisis lagi oleh enzim
eksopeptidase. Enzim ensopeptidase lainnya adalah tripsin yang disekresikan
oleh pankreas eksokrin berperan dalam menghidrolisis protein menjadi proteases,
peptone, peptides dan asam amino dalam usus. Tripsin aktgif secara maksimal
pada media basa yaitu pada pH 7 – 11.
2.
Lipase dan Esterase
Enzim yang berperan sebagai katalisator dalam
hidrolisis lemak adalah lipase dan esterase. Esterase berperan memecahkan
rantai ester menjadi asam lemak dan alcohol, sedangkan lipase berperan sebagai
katalisator dalam hidrolisis trigliserid. Untuk menghidrolisis komponen lemak komplek
seperti fosfolipid atau kolesterol diperlukan enzim yang lebih spesifik,
contohnya enzim kolesterol esterase.
Terdapat dua proses penting dalam pencernaan lemak,
yaitu emulsifikasi oleh garam empedu dan pencernaan oleh lipase. Emulsifikasi
menyebabkan bahan hasil pencernaan tersebut berbentuk butiran halus yang
memiliki permukaan yang lebih luas untuk aktivitas enzim. Aktivitas lipase
ditemukan pada segmen lambung, pilorik kaeka, usus depan, maupun pada pankreas.
Hidrolisis lemak oleh enzim lipase menghasilkan monogliserid dan asam lemak.
3.
Karbohidrase
Karbohidrase merupakan enzim yang ditemukan baik pada
pankreas maupun usus. Pada ikan yang pankreasnya menyebar di antara sel hati,
enzim amylase ditemukan pada kantung empedu, hal ini berarti kantung empedu
menerima sekresi pankreas, sedangkan pada ikan yang pankreasnya terpisah dari
hati, misalnya ikan kembung, pada kantung empedunya tidak ditemukan aktivitas
amylase.
Enzim karbohidrase seperti amylase, maltase,
glikogenase dan sekrase biasa ditemukan pada usus ikan berlambung, juga ditemukan
pada pelorik kaeka, bahkan pada ikan air tawar ditemukan pada sepanjang saluran
pencernaan.
b. Pencernaan Protein, Lipid dan Karbohidrat
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa pencernaan makanan
adalah penyederhanaan makanan yang pada awalnya berupa molekul komplek menjadi
molekul sederhana. Dalam proses
pencernaan, komponen makanan berupa protein, lemak dan karbohidrat harus
dipecah menjadi senyawa-senyawa sederhana yang merupakan komponen-komponen
penyusunnya. Nutrien berbentuk sederhana inilah yang dapat diserap oleh
enterosit dan diedarkan ke seluruh tubuh, untuk selanjutnya digunakan
mensintesis senyawa baru (anabolisme) atau dioksidasi untuk menghasilkan energi
(katabolisme).
1.
Pencernaan Protein
Di dalam lambung, protein pakan akan mengalami
denaturasi oleh kerja HCi dan dihidrolisis oleh enzim pepsin, sehingga protein
tersebut berubah menjadi peptid. Pencernaan di dalam lambung merupakan suatu
persiapan untuk pencernaan dalam usus. Dalam usus, peptid akan mengalami
hidrolisis dengan enzim karboksipeptidase, tripsin, khimotripsin dan elastase
sebagai katalisatornya, menjadi polipeptid, tripeptid dan dipeptid. Selanjutnya
oligopeptid ini akan dihidrolisis dengan enzim peptidase menjadi bentuk
tripeptid, dipetid daan asam amino. Hidrolisis berikutnya untuk senyawa
tripeptid dan dipeptid dilakukan oleh enzim tripeptidase dan dipeptidase hingga
akhirnya menjadi asam amino.
Pada ikan yang tidak berlambung, pencernaan protein
terjadi pada usus depan oleh enzim protease yang berasal dari pankreas.
Sedangkan pada ikan yang baru menetas (larva) lambungnya belum terbentuk,
sehingga fungsi lambung digantikan oleh suus depan. Untuk mencapai hasil
hidrolisis yang maksimal ikan-ikan yang tidak berlambung biasanya memiliki usus
yang panjang.
2.
Pencernaan Lemak
Pencernaan lemak dimulai pada segmen lambung, walaupun
tidak begitu efektif. Pencernaan lemak secara intensif dimulai pada segmen
usus. Lemak akan diubah menjadi partikel lemak berukuran kecil yang disebut
micel oleh garam empedu dan lipase pankreatik. Partikel lemak dalam bentuk
micel ini siap diserap oleh dinding usus (enterosit).
3.
Pencernaan Karbohidrat
Karbohidrat dalam pakan umumnya berbentuk senyawa
polisakarida, disakarida dan monosakarida. Karbohidrat tersebut dapat berasal
dari tumbuhan (tepung, serat, selulosa dan fruktosa) atau dari hewan dalam
bentuk glikogen. Karena ikan tidak memiliki air liur, maka pencernaan
karbohidrat dimulai pada segmen lambung, tetapi secara intensif terjadi pada
segmen usus yang memiliki enzim amylase pankreatik.
Banyak enzim karbohidrase yang berperan pada segmen
usus, antara lain: amylase, lactase, sellulase, dan lain-lain. Amilum (zat
tepung) dan glikogen dihidrolisis oleh enzim amylase menjadi maltose dan
dekstrin. Maltose dan dekstrin ini akan dihidrolisis oleh enzim lactase limit dekstrinase
menjadi glukosa. Disakarida dihidrolisis oleh enzim lactase atau sukrase
menghasilkan galaktosa, glukosa dan fruktosa. Pada dinding usus galaktosa dan
fruktosa akan diubah menjadi glukosa. Selulosa akan dihidrolisis oleh enzim
selulase menjadi selobiose, kemudian sellobiose akan dihidrolisis oleh enzim
sellobiose menjadi glukosa. Dalam bentuk glukosa ini karbohidrat dapat diserap
oleh dinding usus.
9.4 Penyerapan Zat Makanan
Zat makanan, ion da air akan diserap terutama di
bagian usus. Pada proses oenyerapan, bahan-bahan tersebut akan melewati membran
sel. Ada dua
macam tenaga pengangkut bahan untuk dapat melewati membran sel. Pertama, energi kinetic dari ion-ion dan
molekul (molekul-molekul tersebut biasanya dalam bentuk larutan, atau
kadang-kadang dalam bentuk gas). Kedua,
tenaga penggerak yang membutuhkan enzim, energi metabolic atau tenaga lain yang
merupakan ciri sel hidup. Masuknya bahan ke dalam enterosit dapat melalui
beberapa cara, antara lain difusi, osmose, transport aktif, dan endositosis.
Sekresi Lambung
Fungsi utama dari lambung adalah untuk memulai
pencernaan protein, tetapi dinding lambung itu sendiri juga termasuk protein,
oleh karena itu perut harus terlindung baik, agar tidak tercerna. Produksi
mucus paling banyak terdapat pada lambung daripada bagian saluran pencernaan
lainnya termasuk usus. Semua permukaan lambung tertutup oleh sel-sel mucus yang
sangat halus, sehingga setengah daripada bagian luar dinding lambung terdiri
dari mucus. Mucus ini berfungsi untuk melindungi agar sekresi lambung sama
sekali tidak menyentuh dinding lambung. Di daerah antrum, dimana terjadi
gerakan-gerakan peristaltik dan pengikisan—pengikisan, maka mucus dapat
disekresi bukan saja oleh glukosa, tetapi juga oleh sel-sel mucus yang
besar-besar. Bila sekresi mucus sedikit, maka pada dinding lambung dapat tibul
lubang, proses ini bisa terjadi beberapa jam setelah tercerna oleh enzim-enzim
lambung. Lubang ini disebut ulcer lambung. Zat-zat pencerna yang disekresi
lambung yang paling banyak adalah : HCl dan pepsin. HCl mengaktifkan pepsin,
yaitu dalam rangka pembentukan protein. Lypase juga terdapat dalam lambung,
yang berfungsi untuk mencerna lemak dan juga terdapat rennin, berfungsi untuk
mencerna casein.
Sekresi lambung diatur oleh saraf yang secara hormonal
pengaturannya sama seperti pengaturan kelenjar saliva. Reflex pengaturan ini
bersumber dari modulla oblongata, dimana impuls dikirimkan dari medulla
oblingata melalui saraf vagus menuju perut dan juga ada yang melalui
reflek-reflek myentric. Keduanya dapat dimulai oleh makanan yang merangsang
mucosa lambung tetapi reflek mudulla oblongata dapat juga dirangsang pada
bagian-bagian lain dari otak atau pada cortex cefebri (pusat kesasaran).
Sekresi lambung dapat diatur oleh hormon gastrin. Bila zat yang terdiri dari
protein lainnya sampai ke bagian antrum lalu akhirnya diserap oleh darah.
Melalui darah masuk ke kelanjar fundus (bagian dari lambung) hingga terjadi
pengeluaran getah lambung yang sangat asam. Getah asam ini sangat membantu
dalam pencernaan.
Fase-fase sekresi lambung :
Fase ini terbagi dua, yaitu :
1.
Psikis, yaitu : getah lambung akan keluar bila hewan
baru berfikir tentang makanan/terangsang oleh makanan, misalnya jika sudah
mencium, melihat makanan.
2.
Gastris, yaitu : sekresi terjadi jika makanan sudah ada
dalam lambung, dan fase gastrin masih terus berlangsung selama beberapa jam
sampai makanan masuk ke dalam usus. Fase ini disebut juga fase intestinal. Fase
intestinal mungkin juga disebabkan oleh hormon yang mengalir dalam darah,
terutama setelah dikeluarkannya mucosa intestine akibat terjadinya rangsangan
oleh adanya makanan di dalam intestine.
Sekresi Pankreas
Sekresi pankreas terdiri dari beberapa enzim, yaitu :
amylase, trypsin dan lipase. Selain sekresi pankreas mengandung banyak Na2CO3
yang bereaksi dengan HCl dari perut, yang akan menghasilkan NaCl dan H2CO3.
H2CO3 diabsorbsi ke dalam darah yang akan diuraikan
kembali menjadi air dan CO2 yang dikeluarkan melalui paru-paru.
Pengaturan sekresi pankreas
Mekanisme pengaturabn sekresi pankreas terdiri dari
dua, yaitu :
1.
Mekanisme sekretin, ketika chyme sampai ke bagian atas
usus halus hormon sekretin dikeluarkan oleh mucosa usus halus yang kemudian
diabsorbsi ke dalam darah dan terbawa ke sel-sel kelenjar pankreas. Pankreas
kemudian mengeluarkan cairan yang mengandung banyak Na2CO3
yang nantinya menetralisir asam dari lambung. Bila Na2CO3
tidak cukup, chyme yang asam dan berisi pepsin akan masuk ke bagian atas usus
halus, kemudian mendorong ulcer duodenum menjadi 4 kali lebih besar dari pada
ulcer lambung, karena adanya mucus yang lebih banyak pada lambung.
2.
Mekanisme pancreozymin dikeluarkan oleh usus sebagai
respon karena adanya protein dalam makanan, tetapi juga sebagai karbohidrat
Pengaturan oleh saraf vagus
Perangsangan vagus juga menyebabkan banyak
dikeluarkannya enzim-enzim pencernaan oleh pankreas, tetapi rangsangan ini
tidak begitu kuat, sampai datangnya skretin yang akan merangsang. Rangsangan
vagus ini distimulir oleh makanan dalam lambung.
Pengaturan sekresi empedu
Tidak dipengaruhi adanya makanan dalam usus.
Satu-satunya hormon yang diketahui dapat merangsang pengeluaran empedu adalah
sekretin yang mengingkatkan sekresi sekitar 10 – 20%. Meskipun sekresi empedu
terus-menerus tetapi pengeluarannya ke dalam usus tertentu. Secara normal
menahan sekresi empedu ke dalam usus. Empedu yang dihasilkan hati mengalir ke
dalam kantung empedu. Di dalam kantung empedu ini banyak cairan dan elektrolit
yang diabsorbsi ke dalam darah sehingga konsentrasi garam, kolesterol,
bilirubin menjadi 12 kali lipat.
Sekresi Hati
Hati menghasilkan empedu, yang mengandung garam
empedu, kolesterol dan sedikit bilirubin (sisa-sisa dari perombakan butir-butir
darah merah). Yang paling penting adalah garam empedu, yang lainnya dikeluarkan
bersama-sama feces. Garam empedu ini bukan enzim, tetapi merupakan suatu
detergent yang merendahkan tegangan permukaan antara lemak dan air. Garam
empedu turut membantu memecah lemak menjadi gelembung-gelembung kecil yang
tercampur dengan air dan dapat diserap.
Pengosongan Kantung Empedu
Zat-zat lemak dari makanan dalam usus merangsang
pengeluaran hormon cholecystokinin oleh mucosa usus. Hormon ini diabsorbsi ke
dalam darah, kemudian merangsang kantong empedu. Disamping itu adanya makanan
dalam duodenum akan menyebabkan gerakan peristaltic di bagian usus ini.
Proses penyerapan
Sebagai tahap akhir dari proses pencernaan adalah
penyerapan bahan makanan tercerna (terlarut) oleh kandung alat pencernaan (usus)
untuk kemudian masuk ke dalam cairan tubuh dan melalui darah (cairan tubuh),
zat makanan tercerna tersebut akan dibawa ke daerah (sel) yang membutuhkannya.
Untuk dapat diserap oleh dinding alat pencernaan, maka
:
1.
Zat makanan yang dicerna harus dalam bentuk larutan.
2.
Komponen molekul terlarut tesebut mempunyai ukuran
tertentu, sehingga dapat melewati membran permukaan sel dari alat pencernaan
menuju ke system sirkulasi.
Lemak diserap pada daerah pyloric (misalnya pada ikan
shark, Cetorhinus sp) dan pada ikan salmon (Salmon sp) pada daerah pyloric
caeca. Protein diserap pada daerah intestine, pada shark penyerapan derivate
protein ini terjadi pada lambung.